Apa itu bahagia?

Suatu ketika abi nanya sama umi, apa yang membuat umi bahagia?

Umi jawab bahagia itu bagi umi sederhana saja, berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Bahagia itu ketika bisa hidup tenang tentram tanpa beban dan tekanan hutang. Bahagia itu jika tetap sehat dan bisa melaksanakan segala aktivitas dengan lancar.Bahagia itu jika tak ada tekanan masalah yang bersumber dari keluarga, hubungan dengan teman2 dan sejenisnya. Bahagia itu berada pada hati yang tenang&lapang. Sumber ketenangan itu salah satunya adalah kesyukuran dan kedekatan sama Allah.
Sederhana bukan? :)

Mungkin memang adakalanya bahagia itu bisa diukur dengan semua yang berhubungan dengan materi seperti punya rumah dan mobil sendiri, bisa beli ini itu, bisa jalan2 kesini kesitu. Tapi definisi bahagia itu bagi setiap orang berbeda2, tergantung apa yang sudah dialaminya dimasa lalu dan masa sekarang. Itulah salah satunya mengapa ekspektasi terhadap kebahagiaan bagi setiap orang berbeda, ya...pengalaman hidup.

Umi merasa sudah sangat bahagia sekarang. Bisa selalu dekat2 sama abi, bisa merasakan kehangatan dan kebaikan abi setiap saat dan tidak ada masalah yang begitu berarti dalam kehidupan kita dan rumah tangga kita.Dan bahagia itu muaranya adalah pada kedekatan kita sama Allah. Semoga kita bisa lebih dekat sama Allah dari hari ke hari mulai dari hal2 yang sederhana dan bisa lebih bersegera dalam kebaikan2 serta jauh dari kelalalaian. Love abi :*

0 komentar

Allah...Terimakasih untuk semua yang ada di kehidupan ini

Bahagia....
Ya...itulah kata yang bisa mewakili setelah merasakan yang namanya menikah. Alhamdulilah Allah memberikan suami yang sholeh, berakhlak baik : lembut, penuh kasih sayang, pengertian&sabar. Alhamdulilah memiliki karakter yang sejalan, sama2 introvert hehe

8 Juni 2014, tak terasa sudah lebih 1,5 tahun. Belum ada rasanya aral melintang yang begitu berarti, hidup terasa jauh lebih tentram dan nyaman dari sebelum2nya. Alhamdulilah, terimakasih Ya Allah untuk kehidupan ini. Terimakasih untuk kehidupan yang jauh lebih baik.

Walaupun mungkin sebelum menikah punya banyak rencana ini itu terkait kuliah dan karier, tapi rencana Allah jauh lebih indah tentunya. Abaikan semua pendapat dan penilaian orang, jika tidak terlihat sekarang mungkin nanti suatu saat akan berguna yang namanya ijazah itu. Bisa menyeimbangkan diri menjadi wanita karier, istri yang sholeha dan ibu yang sempurna. Jadi utk sekarang jalani saja dulu, nikmati setiap detiknya. Hidup ini akan terasa nyaman dan indah klw setiap detiknya senantiasa dibarengi dgn rasa syukur&sabar. Sebaliknya hidup akan terasa sempit jika terlalu memdemgarkan penilaian orang lain, ambil saja seperlunya, selebihnya abaikan.

Umi selalu berdoa sama Allah supaya kita selalu bersama hingga akhir hayat dan menjadi pasangan syurga :)
Semoga kita bisa makin bahagia setelah kelahiran anak pertama kita 4 bulan lagi dan bisa mendidiknya menjadi anak yang sholeh berguna kelak untuk masyarakat dan agama. InsyaAllah :)



0 komentar

Mari berdamai dengan diri sendiri

Ketika Allah memberi kita rasa sakit, Dia tahu kita mampu untuk kuat. Ketika Allah memberi kita rasa sedih, Dia menyiapkan kita untuk rasa bahagia. Ketika Allah memberi kita rasa marah, Dia sedang melatih kita menjadi lebih sabar. Bagaimana ketika Allah memberi kita rasa cinta? ternyata Dia sedang melatih kita untuk memantaskan diri, karena cinta tak pernah datang terlambat ia menemukan yang pantas ditemukan dan menyatukan yang pantas disatukan.

Allah membuat skenario kebahagiaan secerah mentari. Allah juga membuat skenario kesedihan sederas hujan. Itu semua untuk membuat episode kehidupan kita berwarna seceria pelangi. Hanya Dia Zat yang tanpa kita minta mau memberi. Yang membalas berjalan kita dengan berlari. Yang mampu menutup segala aib diri. Hanya Allah yang bisa membuat hati bahagia tanpa sesal di ujung harap.Ahh, Allah...caraMu memang unik namun selalu menenangkan. Perbolehkan aku mencuri senoktah saja sublim magfirahMu.

0 komentar

Mengumpulkan yang terserak

Sebab kata tak mampu mewakili sebuah partikel yng meruangi hati
Biar ia dalam sabar yang bertoleransi
Sebab hati tak mampu menjamin seganjil asa yang terus menderu
Biar ia paham apa itu esensi merindu

Rindu???
Ah, sejatinya aku tengah amnesia
Sejak kemarin aku memejam semua indra, menyublim seganjil asa
Meski paruh waktu yang menggerogoti logika
pada luka yang menghimpun puing memori terserak masa
Aku hanya memastikan lidahku masih bisa mengeja dua kata
....Aku cinta....


0 komentar

Jangan hidup di atas penilaian orang lain

Alkisah ada orangtua bijak yang ingin mengajarkan kepada anaknya bagaimana menghadapi apapun omongan orang terhadap perbuatan yang mereka lakukan.
"Nak, mari kita berjalan-jalan sebentar keluar. Pilihlah keledai yang paling kurus dari dalam kandang", perintah sang ayah. Dengan patuh anak itu pun mengambil seekor keledai seperti yang diminta ayahnya dan membawanya keluar.

Berangkat dari rumah, orangtua itu menyuruh anaknya menaiki keledai, sementara ia berjalan menuntun anaknya. Orang-orang yang melihat langsung berkomentar : " Dasar anak tak tahu diri, orangtua dibiarkan berjalan kaki di cuaca yang sepanas ini, sementara dia enak-enakan duduk di atas punggung keledai ."

Setelah berlalu dari kerumunan orang-orang itu, sekarang orangtua itu menyuruh anaknya turun dan berjalan menuntun keledai itu. Beberapa jauh kemudian, mereka bertemu lagi dengan orang-orang yang kemudian berkomentar : " Sungguh orangtua kejam, membiarkan anaknya kelelahan berjalan sementara dia duduk di atas keledai itu."

Mendengar hal itu, sang ayah pun turun dan menemani anaknya berjalan menuntun keledai sampai kemudian orang-orang juga berkomentar : " Orangtua dan anak yang aneh, ada keledai yang ditunggangi, malah berjalan dan tidak memanfaatkannya, dasar bodoh."

Terakhir mereka menunggangi keledai itu berdua sekaligus. Kembali, orang-orangpun mengkritik : " Sungguh manusia - manusia kejam, keledai kurus seperti itu malah ditunggangi berdua."

Sang ayah berkata lembut kepada anaknya : " Kamu lihat ? Apa pun yang kita lakukan pasti akan dikomentari dan dikritik. Jadi selagi apa yang kamu lakukan berada dalam jalan kebaikan dan tidak merugikan orang lain, tidak usah dengarkan suara - suara yang hanya biasa mengomentari.

0 komentar

Renungan, semoga ada ibrohnya (:

Semoga bermanfaat bagi yang sudah berumah tangga, yang belum dan yang akan berumah tangga.......

Kisah seorang ikhwah..
Yang amat mencintai istrinya..
Namun istrinya tak mencintainya..
Ia mengharapkan lelaki lain..
Yang lebih darinya..

Wanita itu telah pandai bahasa arab..
Sementara suaminya..
Hanya memahami bahasa indonesia..
Wanita itu telah lama mengaji..
Sementara suaminya..
Sibuk membanting tulang mencari nafkah..
Tuk membahagiakan kekasihnya..
Wanita itu telah banyak menghafal alqur'an..
Sementara suaminya tak banyak bisa menghafal..

Mungkin..
Kini suaminya sudah tak berharga di matanya..
Mungkin..
Kini cintanya telah pudar di hatinya..
Karena tak sesuai harapannya..

Demikianlah..
Kisah cinta yang bertepuk sebelah..
Karena istrinya tertipu oleh kepintarannya..
Ilmu tak membuatnya semakin sayang pada suaminya..
Ilmu tak membuatnya semakin berbakti kepada suaminya..
Ilmu membuatnya angkuh..
Tak ada lagi cinta dihatiku kilahnya..

Saudariku..
Engkau boleh lebih berilmu dari suamimu..
Tapi mungkin suamimu lebih takut kepada Allah darimu..
Engkau boleh punya banyak kelebihan di atas suamimu..
Tapi suamimu..
Mungkin lebih dicintai oleh Rabbmu karena ketawadlu'annya..
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata..
Ilmu itu bukanlah dengan banyak menghafal riwayat..
Namun ilmu adalah yang menimbulkan rasa takut kepada Allah..

Dimanakah hadits yang telah engkau hafal, "Suamimu adalah surgamu atau Nerakamu"
Ya Rabb..
Berilah kami ilmu yang bermanfaat.

# Qhadaya seorang teman # Senyum ^^

0 komentar
 
Perindu Syurga © 2012 | Support by KitaJual, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters