Membina? Pikir-pikir dulu kali yaaa

Tak dipungkiri kondisi pemuda saat ini berada pada posisi terbuai akan nikmat dunia, pergaulan bebas (free sex), minum-minuman keras, tawuran, hura-hura, mementingkan nonton konser daripada shalat berjamaah, ngerumpi di club-club. Sementara banyak juga saudara kita diberbagai Negara yang dalam keadaan konflik seperti Rohingya, Palestina, Suriah dan masih banyak lagi negeri muslim yang masih terjajah. Melihat dua kondisi yang sangat kontras di atas, hal ini perlu menjadi fokus perhatian kita. Bukankah kita ibarat satu tubuh yang apabila satu organ sakit, maka akan sakit seluruh tubuh? Kenapa sekarang ini saudara kita sakit kita tidak merasakan sakit lagi?

Kejahilan umat Islam semakin menjadi-jadi, kemiskinan, kebodohan, kelaparan, gelandangan, pengemis, dan kejahilan-kejahilan yang lain terus menggerogoti umat Islam. Coba kita lihat kebelakang pada zaman khalifah, Barus, Singkel, Pasai, Ranir, Cordoba, Bagdhad, Andalusia, seperti apa kesejahteraan masyarakatnya di jaman itu, seperti apa ilmuwannya dijaman itu??? tidak ada yang kelaparan, tidak ada gelandangan, tidak ada pengemis dan kesejahteraan berlaku untuk semua agama yang ada pada kerajaan tersebut. Apakah kita lupa bahwa dakwah ini dilakukan dari seorang saja, lalu terekrut beberapa sahabat, lalu sahabat merekrut yang lain lagi. Sehingga jumlah kaum muslimin pada perang badar sejumlah 313 orang. Sehingga bertambah-bertambah terus sampai ¾ penduduk dunia adalah muslim. Kita saat ini? Mayoritas penduduk dunia adalah nasrani dan Islam ada pada posisi nomor 2 didunia. Ini adalah penurunan jumlah umat Islam secara kuantitas, dan juga umat Islam masih tidak berkualitas.

Memang inilah grand design Allah, sesuai dengan Hadis Riwayat Muslim "Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing." Sudah tampak memang kondisi itu saat ini. Banyak orang Islam tetapi hanya Islam KTP, Islam yang apatis (tidak peduli), hanya sebagian kecil (sedikit) yang peduli mengenai kondisi ini. Itulah yang dinamakan aktivis dakwah yang peduli.

Oleh karena itu, kenapa kita penting untuk membina?
Berikut saya ulaskan beberapa urgensi membina:

LOGIKA PEMAIN DAN PENONTON
Dari beberapa peneliti dunia mengatakan kekhilafahan itu akan dimulai dari Asia, Asia itu di Asia Tenggara, Asia Tenggara itu bermula dari Indonesi. Ini bisa jadi karena jumlah penduduk Islam terbesar adalah di Indonesia. Melihat juga dari runutan kehidupan dinuia ini sampai kiamat. Fase-fase keterpurukan Islam sudah sedang berlangsung dan akan tiba kembali kejayaan Islam itu. Oleh karena itu, apakah kita mau sebagai penonton sampai kejayaan itu tiba? Atau mau jadi pemain yang aktif mentransformasi umat Islam sekarang ke Islam sebenarnya. Memang kita ketahui bersama kalau menjadi penonton itu lebih pandai daripada pemain. Yang biasanya hanya mengritik-mengkritik saja, tetapi tidak mau berbuat. Dari segi jumlah juga sangat berbeda, penonton jauh lebih banyak jumlahnya daripada pemain. Apakah kita hanya mau mengritik saja? Apakah kita hanya ingin melihat saja? Atau mau berbuat?

LOGIKA KEBERLANGSUNGAN DAKWAH
Kita mau jadi orang yang beruntung atau orang yang rugi? Hidup adalah pilhan dan arahnya kita yang tentukan, mau pilih untung atau rugi adalah pilihan.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. 
(Ali-Imran, 104)

LOGIKA UNTA MERAH
Kita ketahui bahwa kehidupan kita didunia ini sangangat singkat, seperti jarak antara adzan dan iqamat, Oleh karena itu kita harus mempersiapkan bekal, dan tentunya setelah kita meninggal nanti hanya meninggalkan 3 hal yaitu;
1. Anak yang shaleh
2. Sedekah jariah dan
3. Ilmu yang bermanfaat

Kita belum tentu masuk ke fase pertama karena kebanyakan masih mahasiswa yang belum berkeluarga, enatah masih ada umur  atau besok sudah tiada. Yang kedua, kebanyakan kita masih mahasiswa dan menunggu biaya dari orang tua, tidak banyak yang berwirausaha sehingga sedekahnya pas-pas an pula. Mungkin dari beberapa tadi yang paling mudah untuk dilakukan sejak dini adalah membina, mentransfer ilmu yang bermanfaat kepada mad’u kita, kepada adik mentoring kita, kepada muttarabi kita. Sehingga walau kapanpun dijemput nyawa ini, setidaknya sudah ada simpanan ditabungan pahala kita sehingga berbunga bunganya tidak terputus-putus.

Sepertinya, kita tidak perlu lagi terus-terusan menyampaikan keutamaan berdakwah karena boleh jadi ketertarikan kita pada dakwah dan jama’ah ini awalnya juga karena logika ini: logika pahala dan logika unta merah. Hanya saja kita perlu untuk selalu mengingatkan diri. Ah, siapa yang tak ingin dipuji oleh Allah sebagai orang yang perkataannya lebih baik? (QS Fushilat: 33). Siapa juga yang tak mau diberikan pahala kebajikan yang terus mengalir selama yang kita ajak terus melakukan kebaikan?

 “Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.” (Shahih Muslim 4/2060 No 2674)

Bahkan, siapa pula yang menghindar ketika ditawarkan unta merah sebagai penghargaan? Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bahwa berkata kepada Ali radhiyallahu anhu: “Sungguh Allah Shubhanahu wa ta’alla memberikan petunjuk bagi seseorang karena usahamu maka itu lebih baik bagimu dari onta merah”.  (Shahih Muslim)

So,jangan pernah takut untuk membina, karena imbalan yang akan diberikan oleh Allah berlipat ganda. Hayo membina, hayo membina, tingkatkan kelompok binaan  )I(   Takbir ciek luuu  )I(

_Mengingatkan diri sendiri untuk resolusi 2013_

0 komentar:

Posting Komentar

 
Perindu Syurga © 2012 | Support by KitaJual, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters